.quickedit{ display:none; }

11/12/12

Warkop, Tempat Cari Inspirasi di 'Kota Santri'

Berkunjung ke Kota Gresik tentu tidak terasa sempurna bila tidak mampir di  warung kopi (warkop). Sebab, ada ribuan Warkop di Kota Pudak ini.  Itu pun sduah berdiri puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun silam.
Warkop itu  terus berkembang dan menjamur hingga kini, karena telah menjadi urat nadi ekonomi kerakyatan bagi warga asli  "Kota Santri". Maklum, tradisi ngopi (minum kopi di warung) bagi warga Gresik bukan lagi sekedar tempat "cangkrukan". Tetapi sudah menjadi kebutuhan untuk mencari inspirasi dan pembauran mulai dari pejabat, pengusaha, politikus, buruh, tukang ojek, tukang parkir dan bahkan tukang becak sekalipun. 
"Ngopi adalah ciri khas atau bahkan sudah menjadi gaya hidup warga Kota Gresik. Karena dari warung kopi ini pula tercetus berbagai inspirasi positif, antar pejabat, politikus, buruh untuk saling bertukar pikiran memecahkan kesulitan masing-masing," kata Cak Dikin pemilik warung kopi di kelurahan Randu Agung Kecamatan Kemobas Kota Gresik, Kamis (12/1)
Sayangnya meski sudah menjadi ikon dan denyut nadi perekonomian menengah kebawah ribuan warung kopi ini berlum tersentuh perhatian pemerintah setempat. Selama ini mereka mengembangkan usahanya tanpa bantuan sedikitpun dari pemerintah.

"Kami berkembang secara alamiah dan sangat tradisional. Tidak ada sedikitpun campur tangan dari pemerintah. Mestinya pemerintah harus menangkap budaya dan kearifan lokal yang menghasilkan melalui lembaga maupun dinas yang terkait dengan pengembangan usaha kecil menengah semacam warung kopi ini," keluh pria yang mempunyai nama asli Shodikin ini

Sebenarnya imbuh Cak Dikin, sejumlah pemilik warung kopi sudah mempunyai gagasan untuk mendirikan warung kopi bersama disalah satu tempat di Kota Gresik untuk dijadikan ikon agar budaya ini berkembang menjadi budaya tanpa pergeseran. Namun kendala dana dan tempat menjadi persoalan krusial sehingga sampai sekarang masih menjadi angan-angan.

"Kami sudah lama berniat mengembangkan warung kopi menjadi jujugan, warga luar kota yang kebetulan bersinggah di Gresik. Setidaknya bakal menjadi kuliner warung kopi khas Gresik," jelasnya

Sebab dari tahun ketahun, seiring dengan berkembangnya industrialisasi di Gresik warung kopi berkembang liar menjadi warung remamng-remang. Utamanya warung kopi yang berada diwilayah utara yang sudah banyak menyediakan perempuan untuk dijadikan pelayanya untuk menarik pelanggan.

"Akhirnya kan bukan kopinya yang dijual. Inilah pergesaran yang sekarang sedang berkembang, padahal Gresik sudah kadung disebut Kota Santri yang akan bertolak belakang dengan kondisinya karena pergeseran akibat tidak adanya perhatian dari pemerintah," ungkapnya

Misalnya di wilayah Kecamatan Manyar yang sekarang sudah berdiri pabrik salah satu mie instan dengan karyawan puluhan ribu dengan sistem kerja shift. Tentunya dari aspek ekonominya daerah sekitar ini bakal terimbas. Tetapi pengaruh aspek sosialnya tidak kalah hebat, karena menjamurnya kafe-kafe atau yang biasa disebut "kopi pangkon" yang telah tersebar disudut-sudut kota Gresik akhir-akhir ini juga karena ekses berkembangnya industri tersebut.

"Seandainya warung kopi ini bisa digalang dan dikembangkan oleh pemerintah melalui dinas terkait hal-hal negatif bisa dihindarkan. Karena sebenarnya hanya dengan menjual kopi khas Gresik dan makanan ringan murah terjangkau bagi pekerja-pekerja industri akan menjadi ladang penghidupan yang halal dan tidak meresahkan," tandasnya

Karena mereka kebanyakan bukan warga asli Gresik yang mengadu nasib agar mendapatkan rupiah ditengah hiruk pikuk industrialisasi yang berkembang pesat di Gresik.

"Sudah berapa kali mereka digaruk Satpol PP. Tetapi tidak ada kapoknya, karena pola tersebut tidak bisa mengatasi persoalan, lantaran tidak adanya penglolaan yang baik dari pemerintah," tegasnya.

Saling bertukar informasi diwarung kopi ini, tak jarang  berlanjut menjadi perbincangan bisnis bila yang berjumpa sesama pedagang atau pengrajin dan penyedia bahan baku karena di Gresik banyak sekali pengusaha dan pengrajin ada industri bordir, tas, kopyah, krupuk, petis, busana muslim dan makanan khas Gresik.

"Dari warung  kopi  ini pula sebagian aktifitas budaya dan ekonomi warga Gresik berputar, pengunjung warung kopi yang berasal dari berbagai macam latar belakang sosial dan ekonomi biasanya bertemu dan berinteraksi baik dengan orang yang sudah dikenal maupun belum dikenal," ungkapnya

Selain itu warung kopi juga membuka lapangan perkerjaan, karena setiap warung kopi minimal mempunyai 2 orang penjaga atau hanya dijaga pemilik warung itu sendiri tapi ini sangat jarang karena warung kopi biasanya buka mulai pagi sampai malam bahkan tidak sedikit yang melayani pelanggan 24 jam nonstop

"Kalau misalkan ada 1000 warung kopi berarti paling tidak sudah membuka lapangan kerja bagi 2000 orang, ini tentu sangat berarti untuk saat ini di mana lowongan pekerjaan sangat sulit apalagi untuk lapangan kerja yang satu ini tidak dibutuhkan kemampuan khusus dan modalnya relatif kecil," imbuh Anwar yang mempunyai dua pembantu untuk menjaga warung kopinya yang terletak di Jl Wahidin Sudiro Husodo Kota Gresik 
Ciri khas warung kopi di kota Gresik, adalah sego sadu'an atau nasi bungkus (bebek, ayam, campur, krawu dll ) tidak pernah ketinggalan. Bagi yang pernah datang ke Gresik pasti warung kopi menjadi satu pemandangan yang mudah sekali dilihat dan juga diingat karena jumlahnya yang begitu banyak dan mudah sekali di jumpai di sepanjang jalan raya dan juga di perkampungan. *

Oleh Masduki  (Surabaya Post Online)


====================
Produk-produk CNI telah terkenal sebagai produk-produk bermutu tinggi baik dari segi manfaat maupun kualitasnya. Sebagai bukti komitmen CNI pada kualitas, CNI telah memiliki sistem Jaminan Kepuasan Konsumen (JKK).


Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
 
Untuk info & Pemesanan :

HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369
/ 0815 2363 9145 / 0816 160 5367

Kunjungi Toko Online kami di :  




Simak Info Kesehatan di :