.quickedit{ display:none; }

16/12/12

Kebudayaan, antara Kopi Arabica dan Kopi Robusta



Meminum secangkir kopi setelah bangun tidur pada sebagian orang menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, diantaranya saya.  Saya penggemar kopi sejak 20-an tahun lalu, munculnya akibat kebiasaan buruk sistem belajar semalam sebelum ujian, demi menyegarkan tubuh saya belajar minum kopi yang saat itu saya percayai bisa menahan kantuk.  

Dulu yang saya minum adalah kopi hitam yang belakangan saya ketahui disebut kopi Robusta.  Kandungan kafeinnya memang memiliki efek menyegarkan tubuh.  Beruntung saya tidak sampai kecanduan kopi sehingga sampai hari ini saya hanya minum satu cangkir saja setiap harinya.  Kebiasaan ini pun saya tinggalkan ketika hamil dan menyusui karena saya kuatir ada efek buruk kafein bagi bayi.  

Jadi saya merasa jadi penggemar kopi namun untunglah tidak sampai menjadi pecandu kopi.  Saat ini kopi yang saya minum sudah bervariasi mulai kopi hitam, kopi krem, espresso, capuccino, coffee latte, baik disajikan sebagai kopi dingin (iced coffee) maupun panas (hot coffee).

Melalui pelajaran biologi dari  dulu saya telah mendengar adanya kopi Arabica.  Namun kopi arabica yang sebenarnya baru saya kenali setelah saya bermukim di kota Madinah, Arab Saudi.  Di Arab Saudi, kopi arabica menjadi minuman yang wajib dihidangkan pada saat perjamuan ataupun pesta.  Saya butuh waktu beberapa lama untuk menyukai cita rasa kopi arabica ini, namun kini saya bisa meminumnya demi kebutuhan bersoasialisasi dengan lingkungan.

Saya menyajikan dan minum kopi arabica hanya bila bersama tamu atau di tempat perjamuan saja.
Secara umum minum kopi telah menjadi bagian kebudayaan dunia yang luar biasa.  Trend minum kopi telah menjadikan bisnis besar mulai dari sisi hulu perkebunan kopi, trader, sampai kafe-kafe.  Contohnya yang terkenal adalah Starbucks Coffee yang kabarnya memiliki 2000 gerai di seluruh USA dan 5715 gerai di seluruh dunia.

SEJARAH KOPI

1.  Kopi Arabica.


Dalam klasifikasi ilmiah, kopi ini termasuk ke dalam famili lxoroideae, Bangsa Coffeae, dan spesiesnya disebut Coffea Arabica.  

Dalam Wikipedia dituliskan, menurut legenda, pertama kali pohon kopi ditemukan oleh seorang penggembala kambing, seorang pemuda arab bernama Kaldi.  Kaldi memperhatikan bahwa kambing-kambingnya menunjukkan gejala segar gembira setelah memakan biji dan daun kopi.  Kemudian penggembala ini mencoba menanam dan memakan biji dan daun yang ternyata memiliki efek menguatkan tubuh.  Sehingga secara orisinal kosa kata kopi berasal dari bahasa Arab Gahwah, yang berarti kekuatan.  

Orang Turki kemudian menyebutnya Kahveh, dan orang Belanda menyebutnya koffie, orang Inggris menyebutnya coffee, dan kita orang Indonesia menyebutnya kopi. Jadi yang pertama kali ditemukan orang dalam kebudayaan adalah kopi arabica.  

Menurut Wikipedia terjadi sekitar abad ke-15.  Kopi ini pertama kali dibudidayakan di daerah Arab Peninsula, sehingga dikenal luas sebagai kopi arabica. Kopi Arabica telah menjadi kopi nomor 1 di dunia, meliputi 60-70% kopi dunia.  Harganya lebih mahal dibandingkan kopi robusta.  Hal ini terjadi karena budidayanya yang cukup sulit, yaitu membutuhkan syarat tumbuh pada ketinggian tertentu dan pohonnya sangat mudah terkena hama dan penyakit.

Bibit kopi arabica pertama kali dibawa ke Indonesia oleh Kompeni Belanda pada abad ke 16 bibitnya didatangkan dari Yaman.  Kompeni Belanda menumbuhkan sistem kerja paksa untuk perkebunan kopi di Jawa dan Suriname.

2.  Kopi Robusta.


Dalam klasifikasi ilmiah, kopi robusta berasal dari famili lxoroideae, bangsa coffeae, dan spesies coffea canephora.

Biji kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo tahun 1898.  Kopi Robusta dapat dikatakan kopi kelas 2, karena memiliki rasa lebih pahit, agak asam dan kandungan kafein cukup tinggi dibanding kopi arabica, kopi robusta mengandung 1,48 % kafein sedangkan kopi arabica mengandung 1,10% kafein…selain itu kopi robusta mudah ditumbuhkan pada ketinggian mulai 800 m diatas permukaan laut, dan tahan terhadap hama penyakit sehingga lebih mudah dibudidayakan dibanding kopi arabica.    

Perkebunan kopi robusta sangat luas terdapat di Brazil, Indonesia, Malaysia, Suriname, Carribian, dsb.  Lebih dari 40 negara di dunia memproduksi kopi robusta.


Di Indonesia kini lebih banyak perkebunan kopi robusta dibanding kopi arabica, hal ini disebabkan dalam sejarah perkebunan kopi Indonesia pada suatu waktu perkebunan kopi arabica terkena hama luar biasa, dan mengalami kesulitan pemasaran.   

Dalam perkembangan perdagangan kopi di Indonesia permintaan pasar yang meminta kopi robusta lebih meningkat dari tahun ke tahun, sehingga bagi petani ataupun pemilik perkebunan lebih tertarik menanam kopi robusta karena tidak sulit memasarkannya dan merawat tanamannya.
MENYAJIKAN KOPI ARABICA


Di Kawasan Arab, pot khusus untuk kopi arabica disebut Dallah, sedangkan cangkir kopinya disebut pinjan gahwah.  Bentuk tradisionalnya seperti dalam foto.  Namun kini para ibu rumahtangga banyak menggunakan french press atau termos yang beraneka ragam bentuk dan warnanya.  Selain pot atau termosnya khas, mug atau gelas untuk minum kopi arabica juga khas disebut pinjan gahwah.

Kebudayaan minum kopi arabica di Timur Tengah telah merupakan budaya kehormatan untuk menjamu tamu ataupun di pesta - pesta perhelatan bahkan dalam acara Tahlilan/Berkabung.  Kopi Arabica sudah merupakan minuman yang menjadi lambang penghormatan.


Kopi arabica rasanya tidak terlalu pahit, warnanya pun tidak hitam.  Biasanya dicampurkan bermacam-macam wangi-wangian, umumnya adalah kapolaga bubuk.  Sebagian orang arab juga membubuhkan saffron atau pewarna kuning untuk menghasilkan warna kopi yang cantik dan ada  juga membubuhkan kayu manis.  

Dalam perjamuan, kopi arabica akan disodorkan dengan etika : Dallah dipegang tangan kiri, dan pinjan gahwah dipegang tangan kanan, dituangkan langsung dari Dallah ke pinjan di depan tamu, tidak disertai nampan atau baki.  Dalam kebudayaan arab menyajikan kopi arabic dalam keadaan sudah dituangkan ke cangkirnya dari sejak di dapur adalah tidak sopan.  Harus dituangkan di depan tamunya.

Biasanya orang arab meminum kopi ini diiringi korma atau cokelat.

MENYAJIKAN KOPI ROBUSTA ATAU KOPI HITAM ALA TIMUR TENGAH

Saya tidak akan membahas lagi penyajian kopi robusta yang sudah begitu umum di Indonesia maupun di seluruh dunia, apalagi di gerai-gerai kafe.   Maraknya kopi instan telah membuat penyajian kopi ini begitu mudah.

Yang berbeda adalah kebiasaan di daerah arab seperti Syria, Jordania, Yaman.  Mereka memiliki cara penyajian yang cukup unik dalam menyajikan kopi hitam atau kopi robusta.  Umumnya mereka menyebutnya kopi Turki atau Gahwah Turki. 

Di dalam kebudayaan arab tradisional, mereka tidak menyajikan kopi hitam yang bisa disebut kopi Turki ini ke dalam mug atau cangkir besar, melainkan cangkir kecil yang akan habis dalam sekali atau dua kali teguk saja.

KOPI LUWAK
Kebudayaan baru dalam minum kopi adalah munculnya trend kopi luwak.  Saya tidak membahas secara khusus kopi luwak dalam artikel ini.


====================
Produk-produk CNI telah terkenal sebagai produk-produk bermutu tinggi baik dari segi manfaat maupun kualitasnya. Sebagai bukti komitmen CNI pada kualitas, CNI telah memiliki sistem Jaminan Kepuasan Konsumen (JKK).


Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
 
Untuk info & Pemesanan :

HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369
/ 0815 2363 9145 / 0816 160 5367

Kunjungi Toko Online kami di :  




Simak Info Kesehatan di :