Budaya minum kopi memang sering diidentikkan dengan Italia. Meski
tanaman kopi itu berasal dari Etiopia, orang Italia-lah yang berhasil
membentuk biji-biji kopi itu menjadi sebuah budaya, dan kemudian diikuti
oleh orang-orang di seluruh dunia. Espresso, cappuccino, caffe latte,
latte macchianto adalah kosakata yang top dalam perkopian, dengan bahasa
Italia bukan?
Namun kini coffee culture juga tengah booming di kota-kota besar
tanah air. Kedai-kedai kopi gampang sekali ditemukan, dari yang kelas
kafe premium (lokal maupun franchise dari luar negeri) hingga stall di
sudut gedung perkantoran.
Tidak sepenuhnya salah, bila ada anggapan bahwa budaya minum kopi
yang sangat hip sekarang ini di Indonesia dipengaruhi oleh budaya luar
negeri. Terutama setelah Starbuck sukses menancapkan budaya pop
diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Tetapi, benarkah budaya minum kopi
(ngopi) itu memang benar-benar dari luar negeri? Bukankah justru
Indonesia adalah pemilik berbagai jenis kopi lokal?
“Kita juga punya budaya ngopi yang kuat dan sangat khas,” tutur Andreas Maryoto,
pemerhati sejarah kuliner dan penulis buku Jejak Pangan : Sejarah,
Silang Budaya dan Mada Depan. Bahkan masyarakat Indonesia sudah mengenal
kopi jauh sebelum penjajah Belanda masuk dan menguasai kepulauan
Nusantara.
Mengapa Belanda penting disebut? Karena, banyak yang menyangka, orang
Indonesia mengenal kopi setelah dibawa oleh Belanda, termasuk dengan
dibukanya perkebunan kopi di berbagai daerah pada masa colonial dulu.
Padahal, tidak semuanya benar. “Sekitar tahun1400-an, orang-orang Minang
sudah lebih dulu mengenal kopi, dan itu sebelum Belanda dating,” kata
Andreas.
Perkenalan orang Minang dengan kopi adalah ketika mereka naik haji.
Dari Ethiopia, kopi masuk ke kota-kota perdagangan besar di daratan
Arab, termasuk Mekah dan Madinah. Dan perkembangan kopi di tanah Arab
tidak bisa lepas dari berkembangnya aliran sufisme dalam Islam. “Paham
sufisme ini kan menggali keintiman antara orang dengan Yang Di Atas,
beberapa diantara beberapa diantaranya lewat karya sastra, lewat tarian.
Karena ritual sufi itu kebanyakan malam hari, sehingga butuh ‘doping’
untuk tahan melek. Inilah yang membuat kopi menjadi menyebar cepat,”
tutur Andreas.
Orang-orang Minang itu mengadopsi kebiasaan ngopi. “Dan diperkirakan
mereka juga membawa pulang biji kopi untuk ditanam,” tutur Andreas. Dari
orang-orang Minang inilah kopi kemudian menyebar ke Sumatra, terutama
ke Aceh. Di Aceh budaya minum kopi jauh lebih berkembang hingga
sekarang. Hmm, siapa yang tak terpikat nikmatnya ngopi olee kareng
dengan ditemani kue-kue basah di warung-warung kupi di Banda Aceh?
Seorang tokoh Aceh pernah bercerita, ketika ia kecil, kopi menjadi
suguhan wajib ketika ada bacaan-bacaan hikayat,” cerita Andreas.
Menurut Andreas, Aceh memang mendapat pengaruh yang kuat dari Turki.
Gara-garanya, ketika melawan Portugis, Aceh mendapat bantuan dari
Kesultanan Ottoman, Turki. Padahal, tradisi sufisme (termasuk minum
kopi) sangat subur berkembang di Turki. “Kafe kopi yang pertama itu ada
di Turki, yaitu berdiri sekitar tahun 1500-an. Dan, bila saya
perhatikan, meja dan kursi warung kopi yang di Aceh dan Turki itu mirip,
yaitu menggunakan meja dan kursi pendek,” kata Andreas.
Budaya minum kopi yang berbeda akan anda temukan di kawasan
Semenanjung Malaka, dari Malaysia, Sumatra (pantai timur), hingga
Singapura. Pasti Anda kenal dengan kopitiam. Inilah warung kopi dengan
pengaruh budaya Cina.
Menurut Andreas, kopitiam ini awalnya adalah kedai yang dibuka warga
keturunan untuk mengakomodasi kebiasaan mereka berkumpul (dan bertemu
rekan bisnis). “Dalam perjalanannya, kopi kemudian menjadi suguhan di
kopitiam dan akhirnya warga lokal pun mendatanginya.”
44% menikmati kopi di rumah, 42% di kantor, 13% di kafe faforit.
Survei femina pada 170 wanita usia 25-35 tahun
====================
Produk-produk CNI telah terkenal sebagai produk-produk bermutu tinggi baik dari segi manfaat maupun kualitasnya. Sebagai bukti komitmen CNI pada kualitas, CNI telah memiliki sistem Jaminan Kepuasan Konsumen (JKK).
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
Simak Info Kesehatan di :