Masyarakat Pulau Belitung yang sebagian besar adalah orang Melayu, memiliki cara tersendiri serta budaya unik dalam menikmati secangkir kopi. Belitung dalam dialek lokal disebut sebagai Belitong, merupakan sebuah pulau yang pernah dikenal sebagai salah satu pulau penghasil timah terbesar di Inonesia. Namun, semenjak runtuhnya hegemoni PT. Timah – perusahaan penguasa penambangan timah di Indonesia – pada sekitar tanggal 29 April 1991, nama Belitung yang sering disebut Billiton mulai memudar dan meninggalkan cerita yang cukup memilukan.
Namun kini – kurang lebih 20 tahun
semenjak keruntuhan PT. Timah – Belitung kembali cemerlang dan bersinar
terang. Beberapa faktor yang mungkin bisa dikatakan sebagai penyebab
kembali bersinar dan cemerlangnya Belitung adalah Tetralogi Novel Laskar
Pelangi beserta film dengan judul yang sama dan beberapa even
pariwisata level internasional seperti Sail Indonesia 2007, 2008, 2010
serta yang baru saja lewat adalah Sail Wakatobi-Belitong 2011 dan
berbagai atraksi wisata lainnya yang membuat pamor Belitung yang sempat
memudar, kini kembali cemerlang dan bersinar!
Bagi masyarakat Belitong, minum kopi
telah membudaya dan menjadi tradisi lokal. Satu gelas kopi bisa
dihabiskan dalam waktu berjam-jam! Di Pulau Belitung, khususnya di Kota
Manggar, Kabupaten Belitung Timur, minum kopi telah menjadi budaya
tersendiri sehingga memiliki kesan unik dan Kota Manggar sendiri
memiliki ke-khas-an tersendiri akan budaya minum kopi masyarakatnya.
Oleh karena itulah, Kota Manggar, penuh dengan warung kopi.
Warung Kopi pada salah satu sudut Pusat Kota Manggar, Belitung Timur
Tidak cuma malam, pada siang hari pun Warung Kopi nyaris tidak pernah sepi dari Kopi lovers
Dimalam hari, Kota Manggar seperti
bertransformasi, atau bisa dikatakan seolah-olah memiliki kehidupan
kedua. Siang harinya para masyarakat terutama kaum pria sibuk mencari
nafkah dimalam harinya mereka berkumpul pada warung kopi yang
keberadaannya banyak ditemukan sepanjang Kota Manggar, untuk menikmati secangkir kopi.
Bukan hanya itu, interaksi sosial pun terjadi. Berbagai topik pun
dibahas. Dari yang kelas ringan hingga kelas berat. Menikmati secangkir
kopi dengan rekan serta orang-orang lain dan hal ini memang telah
menjadi pemandangan lumrah setiap malam harinya di Kota Manggar. Salah
satu topik hangat yang ramai dibicarakan di warung kopi baru-baru ini
adalah perihal kemenangan Jokowi-Ahok versi hitung cepat, Ahok sendiri
adalah putra turunan Tionghoa dari Belitung Timur!
Interaksi sosial ini tidak hanya terjadi
pada sesama warga Manggar dan atau masyarakat Belitung Timur saja, akan
tetapi masyarakat lain dari luar Pulau Belitung.
Kota Manggar selain ditetapkan dan
dikenal sebagai Ibukota Kabupaten Belitung Timur, dimana pada 19 Agustus
2009 lalu berhasil memecahkan Rekor MURI minum kopi bersama sebanyak
diatas 15.500 orang dan karenanya sejak hari bersejarah itu maka
sekarang ini Kota Manggar dikenal sebagai Kota Wisata 1001 Warung Kopi.
Secangkir kopi dengan ukuran cangkir
tingginya kurang lebih sekitar 15 cm, seolah-olah adalah timer bagi
mereka-mereka sebelum memutuskan pulang beristirahat kerumah
masing-masing. Menghabiskan segelas kopi dengan ukuran diatas akan
memakan waktu berjam-jam lamanya. Tidak sedikit, kopi yang siap saji
sekitar pukul delapan malam, baru habis sekitar lewat tengah malam.
Itulah sisi utama kehidupan malam di Kota Manggar, dahsyatnya secangkir
kopi yang membudaya serta berselimutkan interaksi sosial.
Suatu saat jika anda bertandang malam hari ke Kota Manggar, jangan lewatkan tradisi unik dan telah membudaya ini.
© www.DASRIL.com
====================
Produk-produk CNI telah terkenal sebagai produk-produk bermutu tinggi baik dari segi manfaat maupun kualitasnya. Sebagai bukti komitmen CNI pada kualitas, CNI telah memiliki sistem Jaminan Kepuasan Konsumen (JKK).
Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”
Untuk info & Pemesanan :
HUB : MUHAMAD IPANGO
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367
Simak Info Kesehatan di :